Jumat, 30 Maret 2012

Demo Kenaikan BBM; Ibu-Ibu Juga Bersuara


(Yogyakarta, 30 Maret 2012) - Rencana kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang akan mulai diberlakukan 1 Maret 2012 terus mendapat kecaman. Mahasiswa yang sejak awal menolak rencana tersebut masih terus menjalankan aksinya untuk menyuarakan aspirasi masyarakat. Begitu juga dengan Himpunan Mahasiswa Islam (HMI), yang pagi hingga sore tadi kembali turun ke jalan mengadakan demonstrasi menolak kenaikan harga BBM.

Dimulai sejak pukul sembilan pagi, para kader militan berkumpul di kampus Universitas Islam Indonesia Cik Di Tiro dan melakukan orasi di perempatan Tugu Pal Putih Yogya. Tidak cukup sampai situ, kader-kader HMI melakukan aksi dorong motor dari perempatan Tugu menuju halaman kantor DPRD Yogyakarta.

Demonstran menduduki teras kantor sambil terus-menerus meneriakkan yel-yel “SBY antek neolib”. Bersamaan dengan aksi ini, perwakilan dari beberapa anggota fraksi partai juga mengumumkan pernyataan sikapnya terhadap kebijakan pemerintah yang dianggap akan menyengsarakan rakyat kecil ini. Wakil dari fraksi Partai Demokrasi Indonesia-Perjuangan (PDI-P) berujar, “Fraksi PDI-P di DPRD Yogya menolak kenaikan harga BBM”, di saat yang bersamaan demonstran terus meneriakkan kalimat “SBY antek neolib”. Perwakilan dari fraksi Partai Amanat Nasional (PAN), PKS (Partai Keadilan Sejahtera), dan Golongan Karya (Golkar) juga menyatakan sikap yang sama dalam menolak kebijakan dinaikkannya harga BBM. Dalam kesempatan ini, perwakilan dari fraksi PKS juga menyatakan dukungannya terhadap aksi penolakan kenaikkan harga BBM yang dilakukan oleh mahasiswa, selama tidak bersifat anarkis.

Pernyataan sikap oleh perwakilan anggota fraksi PDI-P, PAN, PKS, dan Golkar tidak diikuti oleh fraksi Demokrat yang tidak menampakkan batang hidungnya di lokasi aksi. Reza Pahlevi yang merupakan koordinator lapangan dalam aksi tersebut dengan lantang menyebut Demokrat merupakan partai pengecut. “Partai Demokrat adalah partai pengecut di Indonesia”, teriaknya yang ditimpali dengan himbauan dari para demonstran untuk mengusir keberadaan partai Demokrat dalam fraksi di parlemen. HMI menawarkan beberapa solusi atas masalah yang diakibatkan ulah oknum pemerintah yang hanya ingin mencari jalan termudah ini. Antara lain: nasionalisasi aset SDA di Indonesia, cabut izin perusahaan minyak asing untuk memiliki SPBU, penghematan belanja birokrasi, dan menghukum tegas pelaku korupsi.

Usai sholat Jumat bersama, kader HMI melanjutkan orasi bersama teman-teman dari Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang beratribut serba merah. Patung Jenderal Sudirman dikelilingi oleh bendera HMI hingga sore menyambut massa dari PDI-P memenuhi halaman kantor DPRD yang terletak di jalan Malioboro tersebut.

Perempuan dan ibu-ibu juga menyatakan penolakannya terhadap rencana kenaikan harga BBM yang keputusannya akan segera kita ketahui usai penghitungan suara dalam Rapat Paripurna DPR RI hari ini. Memang kaum perempuan tidak turun ke jalan, namun perjuangan mereka terwujud melalui sebuah petisi yang sudah dirumuskan sejak satu minggu yang lalu, oleh Jaringan Perempuan Yogyakarta, yang digawangi sekitar 38 Lembaga Swadaya Masyarakat yang bergerak dalam perjuangan hak-hak perempuan. Tuntutan yang disuarakan oleh kaum ibu ini meliputi:

1. Melindungi kehidupan rakyat termasuk perempuan, anak, dan lansia untuk bisa hidup secara layak.

2. RAPBN alternatif yang mengutamakan alokasi untuk pengeluaran dasar rakyat seperti pangan, energi, kesehatan, pendidikan, perumahan, transportasi.

3. Penghapusan pos-pos anggaran yang berujung pada pemborosan. (#UF)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar